Kamis, 30 Januari 2014

12 FAKTA TENTANG KA'BAH YANG JARANG KITA KETAHUI


1. Mekah adalah kawasan yg mempunyai gravitasi sangat stabil

2. Karena tekanan gravitasinya sangat tinggi, disitulah berpusatnya suara - suara yg tidak dapat di dengar oleh telinga

3. Tekanan gravitasi yg tinggi memberikan kesan langsung kepada sistem imun tubuh untuk bertindak sebagai pertahanan dari segala macam penyakit

4. Doa akan terkabul karena situlah tempat gema atau ruang dan masa serentak

5. Apa yg diniatkan di hati adalah gema yg tidak dapat didengar tetapi dapat dirasakan frekuensinya. Pengaruh elektron menyebabkan kekuatan dalam kembali tinggi atau penuh semangat untuk melakukan ibadah, tidak ada sifat putus asa, dan ingin terus hidup untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah.

6. Teknologi satelit & gelombang radio pun tidak dapat menangkap apa yg ada di dalam ka'bah. Frekuensi radio bahkan tidak mungkin mendengar apa - apa yg ada didalam ka'bah karena tekanan gravitasinya yg tinggi.

7. Tempat yg paling tinggi tekanan gravitasinya sehingga mempunyai kandungan garam dan aliran anak sungai dibawah tanah yg banyak. itulah sebabnya jika bersembahyang di masjidil haram yg walaupun terbuka tanpa atap tetap terasa sejuk.

8. Tidur dengan posisi menghadap kabah secara otomatis otak tengah akan terangsang sangat aktif hingga tulang belakang & menghasilkan sel darah merah.

9. Pergerakan mengelilingi ka'bah searah jarum jam membuat peredaran darah didalam tubuh meningkat. karna itulah kita jadi bertenaga dan rata - rata orang yg berada di mekah senantiasa sehat dan panjang umur.

10. Angka 7 itu membawa maksud kepada bilangan tidak terhingga atau terlalu banyak. Dengan melakukan 7 kali putaran sebenarnya kita melakukan ibadah yg tidak terhingga jumlahnya.

11. Larangan memakai topi, songkok, atau menutup kepala karana rambut dan bulu roma (lelaki) adalah ibarat antena untuk menerima gelombang yg baik selama berada di ka'bah

12. Setelah selesai semua barulah bercukur. Tujuannya untuk melepaskan diri daripada larangan - larangan didalam ihram. Namun rahasia sebenarnya adalah untuk membersihkan "antena" kita dari segala kotoran. Agar hanya gelombang yg baik saja yg diterima oleh tubuh.
karana itulah selepas kita melakukan ibadah haji, kita seperti dilahirkan kembali, sebab segala yg buruk telah dibuang keluar dan di gantikan dengan nur atau cahaya yg baru.


Wallahualam..



Sumber: http://www.facebook.com/note.php?note_id=201826096561924


Hukum merayakan tahun baru Imlek.



Senin, 06 Januari 2014

Persamaan dan Perbedaan antara Idul Fitri dan Idul Adha


Hari raya haruslah identik dengan kegembiraan dan kebahagiaan, karena untuk itulah hari Raya di syariatkan. Dua hari raya dalam Islam yang senantiasa kita nanti-nantikan yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Keduanya disyariatkan untuk menambah kebahagiaan kaum muslimin setelah selesai menunaikan kewajiban yang mulia. Kegembiraan Idul Fitri tiba tepat pada saat kita menuntaskan ibadah puasa ramadhan selama tiga puluh hari lamanya, adapun kegembiraan Idul Adha tercipta saat kita bersyukur dengan suksesnya pelaksanaan wukuf di arofah dan ritual manasik haji secara umum.


Kebahagiaan dan kegembiraan dalam kedua hari raya tersebut, jauh-jauh hari telah diisyaratkan bahkan diungkapkan dengan gamblang dalam sebuah hadits. Dari Anas Radliallahu ‘anhu ia berkata : "Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah sedang penduduknya memiliki dua hari raya dimana mereka bersenang-senang di dalamnya di masa jahiliyah . Maka beliau bersabda (yang artinya) : “Aku datang pada kalian sedang kalian memiliki dua hari yang kalian besenang-senang di dalamnya pada masa jahiliyah. Sungguh Allah telah menggantikan untuk kalian yang lebih baik dari dua hari itu yaitu : hari Raya Kurban dan hari Idul Fithri". (HR Ahmad dan Daud)

Syariat Islam tidak pernah membedakan cara kita menyambut kedua hari raya tersebut, keduanya dianjurkan untuk disambut dengan suka cita dan sepenuh hati. Namun sayangnya, kondisi realitas menunjukkan hal yang berbeda. Di negara kita khususnya, Idul Fitri menjadi perhelaran akbar yang penuh fenomena, sementara Idul Adha menjadi sekedar ajang teknis berqurban tanpa hiruk pikuk kebahagiaan yang seoptimal saat lebaran tiba.

Sikap pilih kasih terhadap dua hari raya ini tentu perlu kita hapus atau kurangi. Mari bersama menyambut dan mengisi Idul Adha dengan kebahagiaan dan kegembiraan yang tak jauh berbeda saat lebaran kemarin. Untuk memudahkan itu semua, mari kita lihat lebih jeli apa saja titik persamaan dan perbedaan antara keduanya. Harapan sederhananya, dengan demikian kita akan lebih menyadari betapa Idul Adha juga sebuah hari Raya yang sangat-sangat layak kita agungkan dan ramaikan.


 Persamaan Idul Adha dan Idul Fitri :

1. Sama-sama disunnahkan memakai wangi-wangian (bagi pria) dan pakaian terbaik (bukan terbaru)
2. Sama-sama disunnahkan berangkat dan pergi melewati jalan yang berbeda
3. Sama-sama disunnahkan pergi sholat ke tanah lapang, bahkan mengajak anak gadis dan wanita haid sekalipun untuk mendengarkan khutbah, dengan menjauhi tempat sholat.
4. Sama-sama tidak diperbolehkan berpuasa, karena memang itu hari untuk bergembira.
5. Sama-sama dianjurkan untuk saling mengucapkan selamat "tahniah", sebagaimana kebiasaan Sahabat di kedua hari raya tersebut dengan mengatakan : Taqobbalallahu minna wa minkum

Perbedaan Idul Adha dan Idul Fitri :

1. Takbir di Idul adha lebih lama waktunya, dari mulai shubuh hari Arofah hingga Akhir Hari Tasyriq menjelang Ashar, sementara idul fitri mulai malam ied hingga sebelum sholat ied.
2. Waktu sholat Idul Adha dianjurkan lebih pagi agar segera bisa dilanjutkan dengan prosesi penyembelihan, sementara pada Idul Fitri dianjurkan tidak terlalu pagi untuk memberi kesempatan mereka yang akan membayar zakat fitrah.
3. Pada Idul Adha termasuk sunnah untuk tidak makan kecuali setelah sholat ied, sedangkan pada Idul Fitri sebaliknya : dianjurkan untuk makan terlebih dahulu sebelum sholat Ied

Nah, semoga tulisan sederhana ini bermanfaat untuk mengembalikan motovasi kita dalam menyambut hari-hari yang mulia ini. Selamat Hari Raya Idul Adha 1431 H , Taqobbalallahu minna wa minkum.


Sumber: http://www.indonesiaoptimis.com/2010/11/persamaan-dan-perbedaan-antara-idul.html

Rabu, 27 November 2013

FOTO Mega proyek pembangunan masjidil haram dan Mekkah

            Pembangunan masjidil haram sesaui dengan teori alami 

     Warna biru : Perluasan Masjidil haram di masa Raja Abdullah 1429 H
      Warna Hijau perluasan masjidil haram  di masa raja Fahd 1409 H
    Garis merah  perluasan masjidil haram  di masa raja  Saud 1375 H 
Warna biru : Perluasan Masjidil haram di masa Raja Abdullah 1429 H
      Warna Hijau perluasan masjidil haram  di masa raja Fahd 1409 H
    Garis merah  perluasan masjidil haram  di masa raja  Saud 1375 H
     Warna kuning cerah perluasan masjidil haram  yang di rencanakan setelah 54 tahun
    Warna kuning tua perluasan masjidil haram setelah 27 tahun
 
Tower – tower di sekitar masjidil haram  terpaksa di gusur sebelum tahun 1530 H

Lingkaran  masjidil haram dengan garis tengah 500 M


 
Tiang – tiang masjid di titik – titik merah 

Tiang – tiang masjid 
      Desain pembangun pertama 
       Desain pembanguan masjidil haram terahir 

           Diagram pembangunan masjidil haram yang bundar 
Masjidil haram yang di rancang bisa memuat 400 ribu orang . Garis tengahnya  500 M . Luas penggusuran Hotel dan pertokoan di sekitarnya tiga juta meter persegi 
Untuk penjelasan foto rinci tentang proyek:
Lokasi dan Area:
Proyek Syamiyah dalam serangkaian proyek-proyek pembangunan yang diluncurkan oleh Pemerintah untuk mengembangkan sekitar Al Haram Al Sharif agar lebih sesuai dengan kebutuhan daerah dan pengunjung, dan mencakup area seluas 1.500.000 meter persegi
Proyek pengembangan wilayah utara Haram al-Sharif
Syamiyah


Proyek halaman Masjidil  haram
 
Proyek pengembangan daerah gunung Khondamah



Proyek jalan Raja Abd Aziz dan daerah sekitarnya

Proyek daerah al Hijrah Darbul khalil 

sumber: http://mantankyainu.blogspot.com/2011/05/foto-mega-proyek-pembangunan-masjidil.html

Kamis, 01 Agustus 2013

14 Amalan yang Keliru di Bulan Ramadhan


 

1. Mengkhususkan Ziarah Kubur Menjelang Ramadhan
Tidaklah tepat keyakinan bahwa menjelang bulan Ramadhan adalah waktu utama untuk menziarahi kubur orang tua atau kerabat (yang dikenal dengan “nyadran”). Kita boleh setiap saat melakukan ziarah kubur agar hati kita semakin lembut karena mengingat kematian. Namun masalahnya adalah jika seseorang mengkhususkan ziarah kubur pada waktu tertentu dan meyakini bahwa menjelang Ramadhan adalah waktu utama untuk nyadran atau nyekar. Ini sungguh suatu kekeliruan karena tidak ada dasar dari ajaran Islam yang menuntunkan hal ini.
2. Padusan, Mandi Besar, atau Keramasan Menyambut Ramadhan
Tidaklah tepat amalan sebagian orang yang menyambut bulan Ramadhan dengan mandi besar atau keramasan terlebih dahulu. Amalan seperti ini juga tidak ada tuntunannya sama sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lebih parahnya lagi mandi semacam ini (yang dikenal dengan “padusan”) ada juga yang melakukannya campur baur laki-laki dan perempuan dalam satu tempat pemandian. Ini sungguh merupakan kesalahan yang besar karena tidak mengindahkan aturan Islam. Bagaimana mungkin Ramadhan disambut dengan perbuatan yang bisa mendatangkan murka Allah?!
3. Menetapkan Awal Ramadhan dengan Hisab
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ ، لاَ نَكْتُبُ وَلاَ نَحْسِبُ ,الشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا
“Sesungguhnya kami adalah umat yang buta huruf. Kami tidak memakai kitabah (tulis-menulis) dan tidak pula memakai hisab (dalam penetapan bulan). Bulan itu seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 29) dan seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 30).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibnu Bazizah mengatakan,”Madzhab ini (yang menetapkan awal ramadhan dengan hisab) adalah madzhab bathil dan syari’at ini telah melarang mendalami ilmu nujum (hisab) karena ilmu ini hanya sekedar perkiraan (dzon) dan bukanlah ilmu yang pasti (qoth’i) atau persangkaan kuat. Maka seandainya suatu perkara (misalnya penentuan awal ramadhan, pen) hanya dikaitkan dengan ilmu hisab ini maka agama ini akan menjadi sempit karena tidak ada yang menguasai ilmu hisab ini  kecuali sedikit sekali.” (Fathul Baari, 6/156)
4. Mendahului Ramadhan dengan Berpuasa Satu atau Dua Hari Sebelumnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدٌ الشَّهْرَ بِيَوْمٍ وَلاَ يَوْمَيْنِ إِلاَّ أَحَدٌ كَانَ يَصُومُ صِيَامًا قَبْلَهُ فَلْيَصُمْهُ
“Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari sebelumnya, kecuali bagi seseorang yang terbiasa mengerjakan puasa pada hari tersebut maka puasalah.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih wa Dho’if Sunan Nasa’i)
Pada hari tersebut juga dilarang untuk berpuasa karena hari tersebut adalah hari yang meragukan. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ الْيَوْمَ الَّذِي يُشَكُّ فِيهِ فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Barangsiapa berpuasa pada hari yang diragukan maka dia telah mendurhakai Abul Qasim (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen).” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dho’if Sunan Tirmidzi)
5. Melafazhkan Niat “Nawaitu Shouma Ghodin…”
Sebenarnya tidak ada tuntunan sama sekali untuk melafazhkan niat semacam ini karena tidak adanya dasar dari perintah atau perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula dari para sahabat. Letak niat sebenarnya adalah dalam hati dan bukan di lisan. An Nawawi rahimahullah –ulama besar dalam Madzhab Syafi’i- mengatakan,
لَا يَصِحُّ الصَّوْمَ إِلَّا بِالنِّيَّةِ وَمَحَلُّهَا القَلْبُ وَلَا يُشْتَرَطُ النُّطْقُ بِلاَ خِلَافٍ
“Tidaklah sah puasa seseorang kecuali dengan niat. Letak niat adalah dalam hati, tidak disyaratkan untuk diucapkan dan pendapat ini tidak terdapat perselisihan di antara para ulama.” (Rowdhotuth Tholibin, I/268, Mawqi’ul Waroq-Maktabah Syamilah)
6. Membangunkan “Sahur … Sahur”
Sebenarnya Islam sudah memiliki tatacara sendiri untuk menunjukkan waktu bolehnya makan dan minum yaitu dengan adzan pertama sebelum adzan shubuh. Sedangkan adzan kedua ketika adzan shubuh adalah untuk menunjukkan diharamkannya makan dan minum. Inilah cara untuk memberitahu kaum muslimin bahwa masih diperbolehkan makan dan minum dan memberitahukan berakhirnya waktu sahur. Sehingga tidak tepat jika membangunkan kaum muslimin dengan meneriakkan “sahur … sahur ….” baik melalui speaker atau pun datang ke rumah-rumah seperti mengetuk pintu. Cara membangunkan seperti ini sungguh tidak ada tuntunannya sama sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga tidak pernah dilakukan oleh generasi terbaik dari ummat ini. Jadi, hendaklah yang dilakukan adalah melaksanakan dua kali adzan. Adzan pertama untuk menunjukkan masih dibolehkannya makan dan minum. Adzan kedua untuk menunjukkan diharamkannya makan dan minum. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu memiliki nasehat yang indah, “Ikutilah (petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen), janganlah membuat bid’ah. Karena (sunnah) itu sudah cukup bagi kalian.” (Lihat pembahasan at Tashiir di Al Bida’ Al Hawliyah, hal. 334-336)
7. Pensyariatan Waktu Imsak (Berhenti makan 10 atau 15 menit sebelum waktu shubuh)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُوا وَاشْرَبُوا وَلاَ يَهِيدَنَّكُمُ السَّاطِعُ الْمُصْعِدُ فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَعْتَرِضَ لَكُمُ الأَحْمَرُ
“Makan dan minumlah. Janganlah kalian menjadi takut oleh pancaran sinar (putih) yang menjulang. Makan dan minumlah sehingga tampak bagi kalian warna merah yang melintang.” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Khuzaimah. Dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abu Daud, Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan shahih). Maka hadits ini menjadi dalil bahwa waktu imsak (menahan diri dari makan dan minum) adalah sejak terbit fajar shodiq –yaitu ketika adzan shubuh dikumandangkan- dan bukanlah 10 menit sebelum adzan shubuh. Inilah yang sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya.
Dalam hadits Anas dari Zaid bin Tsabit bahwasanya beliau pernah makan sahur bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri untuk menunaikan shalat. Kemudian Anas berkata, “Berapa lama jarak antara adzan Shubuh dan sahur kalian?” Kemudian Zaid berkata, “Sekitar 50 ayat.” (HR. Bukhari dan Muslim). Lihatlah berapa lama jarak antara sahur dan adzan? Apakah satu jam?! Jawabnya: Tidak terlalu lama, bahkan sangat dekat dengan waktu adzan shubuh yaitu sekitar membaca 50 ayat Al Qur’an (sekitar 10 atau 15 menit)
8. Do’a Ketika Berbuka “Allahumma Laka Shumtu wa Bika Aamantu…”
Ada beberapa riwayat yang membicarakan do’a ketika berbuka semacam ini. Di antaranya adalah dalam Sunan Abu Daud no. 2357, Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 481 dan no. 482. Namun hadits-hadits yang membicarakan amalan ini adalah hadits-hadits yang lemah. Di antara hadits tersebut ada yang mursal yang dinilai lemah oleh para ulama pakar hadits. Juga ada perowi yang meriwayatkan hadits tersebut yang dinilai lemah dan pendusta (Lihat Dho’if Abu Daud no. 2011 dan catatan kaki Al Adzkar yang ditakhrij oleh ‘Ishomuddin Ash Shobaabtiy).
Adapun do’a yang dianjurkan ketika berbuka adalah,
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
“Dzahabazh zhoma-u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah (artinya: Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah)” (HR. Abu Daud. Dikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud)
9. Dzikir Jama’ah Dengan Dikomandoi dalam Shalat Tarawih dan Shalat Lima Waktu
Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah tatkala menjelaskan mengenai dzikir setelah shalat, “Tidak diperbolehkan para jama’ah membaca dizkir secara berjama’ah. Akan tetapi yang tepat adalah setiap orang membaca dzikir sendiri-sendiri tanpa dikomandai oleh yang lain. Karena dzikir secara berjama’ah (bersama-sama) adalah sesuatu yang tidak ada tuntunannya dalam syari’at Islam yang suci ini.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 11/189)
10. “Ash Sholaatul Jaami’ah…” untuk Menyeru Jama’ah dalam Shalat Tarawih
Ulama-ulama Hambali berpendapat bahwa tidak ada ucapan untuk memanggil jama’ah dengan ucapan “Ash Sholaatul Jaami’ah…” Menurut mereka, ini termasuk perkara yang diada-adakan (baca: bid’ah). (Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah2/9634, Asy Syamilah)
11. Bubar Terlebih Dahulu Sebelum Imam Selesai Shalat Malam
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً
“Siapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi. Syaikh Al Albani dalam Al Irwa’ 447 mengatakan bahwa hadits ini shahih). Jika imam melaksanakan shalat tarawih ditambah shalat witir, makmum pun seharusnya ikut menyelesaikan bersama imam. Itulah yang lebih tepat.
12. Perayaan Nuzulul Qur’an
Perayaan Nuzulul Qur’an sama sekali tidak pernah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga tidak pernah dicontohkan oleh para sahabat. Para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengatakan,
لَوْ كَانَ خَيرْاً لَسَبَقُوْنَا إِلَيْهِ
“Seandainya amalan tersebut baik, tentu mereka (para sahabat) sudah mendahului kita untuk melakukannya.” Inilah perkataan para ulama pada setiap amalan atau perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh para sahabat. Mereka menggolongkan perbuatan semacam ini sebagai bid’ah. Karena para sahabat tidaklah melihat suatu kebaikan kecuali mereka akan segera melakukannya. (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, pada tafsir surat Al Ahqof ayat 11)
13. Membayar Zakat Fithri dengan Uang
Syaikh Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz mengatakan, “Seandainya mata uang dianggap sah dalam membayar zakat fithri, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menjelaskan hal ini. Alasannya, karena tidak boleh bagi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakhirkan penjelasan padahal sedang dibutuhkan. Seandainya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membayar zakat fithri dengan uang, tentu para sahabat –radhiyallahu ‘anhum- akan menukil berita tersebut. Kami juga tidak mengetahui ada seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang membayar zakat fithri dengan uang. Padahal para sahabat adalah manusia yang paling mengetahui sunnah (ajaran) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang yang paling bersemangat dalam menjalankan sunnahnya. Seandainya ada di antara mereka yang membayar zakat fithri dengan uang, tentu hal ini akan dinukil sebagaimana perkataan dan perbuatan mereka yang berkaitan dengan syari’at lainnya dinukil (sampai pada kita).” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 14/208-211)
14. Tidak Mau Mengembalikan Keputusan Penetapan Hari Raya kepada Pemerintah
Al Lajnah Ad Da’imah, komisi Fatwa di Saudi Arabia mengatakan, “Jika di negeri tersebut terjadi perselisihan pendapat (tentang penetapan 1 Syawal), maka hendaklah dikembalikan pada keputusan penguasa muslim di negeri tersebut. Jika penguasa tersebut memilih suatu pendapat, hilanglah perselisihan yang ada dan setiap muslim di negeri tersebut wajib mengikuti pendapatnya.” (Fatawa no. 388)
Demikian beberapa kesalahan atau kekeliruan di bulan Ramadhan yang mesti kita tinggalkan dan mesti kita menasehati saudara kita yang lain untuk meninggalkannya. Tentu saja nasehat ini dengan lemah lembut dan penuh hikmah.
Semoga Allah memberi kita petunjuk, ketakwaan, sifat ‘afaf (menjauhkan diri dari hal yang tidak diperbolehkan) dan memberikan kita kecukupan. Semoga Allah memperbaiki keadaan setiap orang yang membaca risalah ini.
Wa shallallahu wa salaamu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in. Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.

Minggu, 28 Juli 2013

Beberapa Fakta Bulan Ramadhan Diberbagai Negara

Beberapa Fakta Bulan Ramadhan Diberbagai Negara


Bulan Ramadhan akan datang sebentar lagi, dalam bulan ini ada beberapa makanan maupun kegiatan yang khusus untuk menyambutnya. Berikut beberapa fakta-fakta bulan Ramadhan dari beberapa negara di dunia.

1. Indonesia
  • Masjid-masjid hanya penuh di awal hingga pertengahan Ramadhan ( Banyak yang mudik haha)
  • Mudik menjadi budaya di akhir Ramadhan ( Walaupun macet tapi di situ sensasinya)
  • Tiket Kereta Api ludes 90 hari sebelum lebaran (Sangat rajin)
  • Semangat ngaji dan tarawih ( Paling juga cari muka biar dapet thr dari bokap)
  • Siaran TV dan para artis menjadi sangat Islami ( Padahal bulan biasa engga kaya gitu)
  • Harga Sembako naik tinggi setiap akhir Ramadhan ( Udah paham bener ini mah ibu gue)
  • Meski dilarang, petasan menjadi suara khas di bulan Ramadhan ( Engga ada petasan engga asik)
  • Kolak dan es buah menu favorit buka puasa
  • Abis sholat tarawih waktunya perang sarung
  • Lebih banyak tidur di banding bulan biasa
  • Selalu liat jam kapan ya bukanya?
  • Sekali nya batal, bakalan terulang sekian kalinya
  • Ketupat menjadi makanan khas lebaran sama opor ayam
2. Amerika Serikat
  • Puasa tahun ini sampe 15 jam
  • Ramadhan tepat di puncak Summer
  • Tidak terdengar suara adzan, tidak ada kentungan atau imsak
  • Buka puasa dengan hotdog atau burger
  • Suasananya seperti bulan biasa
  • Masjid Nurul Mustafa, di pinggir kota Johnston County, North Carolina, selalu marak saat ramadhan dengan lampu-lampu hias
3. Arab Saudi
  • Jumlah jemaah yang berada di Masjidil Haram dan kawasannya, lebih banyak saat Ramadhan ketimbang waktu musim haji. Karena saat haji, jemaah tidak berkumpul hanya di Makkah (Masjidil Haram). Berbeda dengan bulan puasa, mayoritas jemaah berada di Masjidil Haram.
  • Saat waktu buka puasa lebih dari 12.000 meter taplak meja dibentangkan setiap hari di areal Masjid. Petugas menyediakan makanan berbuka di Masjidil Haram, Kerajaan Saudi dan para dermawan mengeluarkan dana setiap hari mencapai sekitar setengah juta riyal Arab Saudi (sekitar 134.000 dolar AS) atau setara Rp 1,2 miliar.
  • Jumlah kurma yang dikonsumsi setiap hari oleh orang yang berbuka puasa di Masjidil Haram diperkirakan berjumlah lebih dari 5 juta buah. Artinya, dengan 1,2 juta orang Muslim yang mengerjakan shalat di Masjidil Haram, jumlah itu berarti sama dengan tiga kurma untuk setiap orang.
  • Penduduk asli berebutan mengajak WNA untuk berbuka puasa ( sama kaya gue sering di perebutkan haha )
  • Tarawih satu malam satu juz, sehingga selama Bulan Ramadhan khatam Al-Qur’an ( Patut di contoh)
  • Pahala umrah, puasa, ibadah lainnya di Masjidil Haram semakin berlipat
  • Setelah sholat Tarawih di Masjidil Haram, malamnya ada shalat Qiyamul Lail berjemaah
  • Harga-harga hotel melambung tinggi, tentunya berbeda dengan di Indonesia yang mengadakan promo saat bulan puasa.
  • Pengemis marak disepanjang jalur menuju Masjid
  • Ta’jil dengan kurma, gahwah (kopi khas Arab) dan air Zam-Zam
  • Harga-harga makanan dan bahan pokok kebutuhan rumahtangga stabil, bahkan tidak jarang memberikan diskon-diskon besar
  • Pertokoan dan dunia kerja lainnya, umumnya dimulai menjelang buka hingga waktu sahur.
4. Antartika
  • Aplikasi pengingat waktu sholat jadi andalan, begitu pun waktu berbuka maupun sahur.
  • Buka puasa dengan kopi atau teh hangat. Jika ada, bandrek atau bajigur menjadi minuman favorit.
5. Turki
  • Hidangan buka puasa di Turki menjadi sesuatu yang sangat menarik, karena hampir semua restoran yang ada menawarkan menu khusus yang sama.
  • Menu yang sering dihidangkan saat berbuka puasa adalah ‘Iftariye’ atau appetizer Plater. Terdiri dari kurma, zaitun, keju, pastirma, sujuk, roti pide dan juga berbagai kue-kue yang disebut “borek”.
  • Menu yang biasa disantap saat sahur adalah Makarna (makaroni) atau pilav (nasi Turki) dan yang spesial adalah Hosaf (komposto), semacam manisan buah-buahan.
  • Semarak Ramadhan di Turki mirip dengan di Indonesia, karena mayoritas penduduk Turki adalah muslim, maka hampir di setiap jalan dan masjid-masjid di Turki terang dengan lampu-lampu khas Ramadhan di Timur Tengah.
  • Di area Blue Mosque menjadi tempat favorit untuk menunggu waktu berbuka puasa
  • Buka puasa gratis di tenda iftar Blue Mosque
  • Setiap Kadir Night “Malam Lailatul Kadar” di masjid-masjid besar selalu di perlihatkan janggut Rasulullah SAW.
  • Televisi-televisi di Turki menayangkan aneka acara untuk menemani masyarakat santap sahur.
  • Masyarakat Turki lebih memilih minum teh saat berbuka maupun sahur.
  • Hiburan malam masih beroperasi
6. Inggris
  • Mahasiswa muslim di University of Glasgow dapat menikmati buka puasa nasi kari ala Pakistan dan kurma di Masjid dan Islamic Center Kampus.
  • Organisasi-organisasi muslim di Inggris kerap mengadakan acara diskusi keislaman setiap Ramadhan tiba di setiap masjid.
7. Jepang
  • Dorayaki jadi menu khas berbuka puasa
  • Masjid Jami Yoyogi, salahsatu masjid di sebelah Selatan Tokyo menjadi tempat menarik menanti waktu berbuka puasa (ngabuburit).
  • Setiap Ramadhan selalu ada agenda KMII (Komunitas Muslim Islam Indonesia) yang dihadiri bukan hanya WNI, tetapi muslim pribumi juga muslim dari negara lainnya. Acara rutin per-minggu itu selalu diadakan di masjid sambil buka bersama.
  • Sedikit sulit mencari masjid untuk shalat tarawih
8. Palestina
  • Lentera dan lampu-lampu menyala di sudut-sudut lorong di kota Gaza
  • Tahun ini, sebagian rakyat gaza mengatakan bulan puasa akan berlangsung sulit. Selain cuaca sangat panas, di Gaza sering terjadi pemadaman listrik. Itu akibat bahan bakar yang minim di wilayahnya.
  • Suhu sangat tinggi, tidak ada kipas angin, tidak ada pendingin ruangan, dan tidak bisa menyimpan makanan di kulkas, karena tidak ada listrik.
  • Tahun ini warga Gaza kembali menikmati produk kemasan, seperti minuman kaleng, jus, selai dan manisan. Sebelumnya produk-produk itu tidak bisa masuk Gaza, karena diblokade tentara Israel.
  • Di kota tua Yerusalem, warga memadati gerbang Damaskus, pintu masuk ke pusat muslim. Mereka belanja beragam makanan yang menjadi santapan khas berbuka puasa
  • Di Masjid Al-Aqso umat Islam penuh dan padat sepanjang hari selama bulan Puasa.

Sumber: http://unik.inibaru.com/2013/06/beberapa-fakta-bulan-ramadhan.html